Banyak orang yang baru menyadari apa yang ia punya justru saat semuanya sudah tidak ada, saya berharap tidak menjadi orang yang seperti itu. Di suatu hari saya pernah seperti itu, saya kira semua harus saya dapatkan hari itu juga, padahal hidup selalu memberikan waktunya pada kita serta kesempatannya disaat yang tepat, apalagi jika kita mau berusaha mencarinya. Semalam saya memperhatikan 14 teman SMA saya, rekan-rekan lama yang pernah ada dalam bagian hidup saya setiap hari nun jauh di masa silam. Saya melihat ada saat mereka alami saat itu baru saya alami sekitar 5-10 tahun belakangan.
Hari ini saya tidak merasa menyesal, karena saya melihat teman-teman saya yang tampak lebih tua dari saat kami masih bersekolah di Lab School. Mereka tampak lebih serius dan kehidupan rasanya tampak rajin menggampari mereka setiap hari. Saya ingat di masa itu, saya kira teman-teman saya tersebut adalah orang-orang kelas atas, hari ini saya tahu seperti apa kelas atas yang sebenarnya itu.
Orang pernah bilang bahwa "Masa kanak-kanak sebenarnya tidak pernah kita tinggalkan, kita hanya berusaha melupakannya," Malam lalu saya melihat wajah-wajah seperti itu. Masih segar di ingatan saya, di pernikahan Igun 8 tahun lalu. Saat itu kami masih jauh lebih muda dan kemi berpikir bahwa inilah saatnya kami menunjukkan siapa kami. Saya masih ingat benar atmosfer di gedung pernikahan Igun alias Arief Gunawan, salah seorang manusia teramah di angkatan kami. Semalam, 8 tahun lewat setelah pernikahan Igun yang kini sudah beranak 4 dan perempuan semua, kami kembali berkumpul dan semuanya terasa berbeda, kami (dan juga saya) tampak jauh lebih realistis, karena tanpa sadar kami memang berbeda, atau memang kami semakin melupakan masa kanak-kanak kami.
Hari ini saya tidak merasa menyesal, karena saya melihat teman-teman saya yang tampak lebih tua dari saat kami masih bersekolah di Lab School. Mereka tampak lebih serius dan kehidupan rasanya tampak rajin menggampari mereka setiap hari. Saya ingat di masa itu, saya kira teman-teman saya tersebut adalah orang-orang kelas atas, hari ini saya tahu seperti apa kelas atas yang sebenarnya itu.
Orang pernah bilang bahwa "Masa kanak-kanak sebenarnya tidak pernah kita tinggalkan, kita hanya berusaha melupakannya," Malam lalu saya melihat wajah-wajah seperti itu. Masih segar di ingatan saya, di pernikahan Igun 8 tahun lalu. Saat itu kami masih jauh lebih muda dan kemi berpikir bahwa inilah saatnya kami menunjukkan siapa kami. Saya masih ingat benar atmosfer di gedung pernikahan Igun alias Arief Gunawan, salah seorang manusia teramah di angkatan kami. Semalam, 8 tahun lewat setelah pernikahan Igun yang kini sudah beranak 4 dan perempuan semua, kami kembali berkumpul dan semuanya terasa berbeda, kami (dan juga saya) tampak jauh lebih realistis, karena tanpa sadar kami memang berbeda, atau memang kami semakin melupakan masa kanak-kanak kami.
2 komentar:
"You don't know what you've got till it's gone," kata banyak penyanyi dalam banyak lagu mereka (Cinderella, Janet Jackson, dan banyak lagi deh).
Kayaknya simpel, tapi yakin deh, banyaaak banget orang yg di satu titik dalam hidupnya merasa begitu.
Dulu waktu kecil (SD kira2), saya pengin cepat SMA. Anak SMA keliatannya keren. Pas udah SMA penginnya kuliah, biar bisa 'bebas' nentuin kapan masuk kelas. Pas kuliah pengin cepet kerja. Sekarang setelah tahunan kerja, kok ya seneeeng banget ketika dapat kesempatan kuliah lagi (terlepas dari kenyataan bahwa kuliahnya dibayarin). Pengin juga masuk SMA lagi sih, tapi apa bisa?
Makanya nggak heran kalau 'carpe diem'-nya Horace lalu ngetop. Atau versinya Dave Matthews Band, 'eat, drink and be merry, for tomorrow we die'.
Yeah... mari kita bersenang-senang!
kabar gua alhamdulillah baek bos, arsenal lagi manteb2nya, sialnya ajax gagal di champion hehehe. gua rada kuper soal blitz, blum pernah sama skali kesana, but lets see later .. hehehe. gluck bos
Post a Comment