9/3/06

Soroako...kota kecil di sekitar "selangkangan" Sulawesi. Kota kecil yang sangat berkesan buat saya, selain indah juga dipenuhi "warna". Orang Eropa mungkin tidak pernah membayangkan hanya dalam jarak 10 km penduduk setempat sudah menggunakan bahasa yang berbeda. "I can understand if they're talking in different accent, but come on.....different language?" sergah Patryk Ciechocinsky kawan baik saya dari Polandia.
Patryk adalah penduduk Starachowisce, sebuah kota tidak terlalu besar di Polandia. Saat kuliah ia mengambil jurusan "Hungarian Philology" yang saat itu saya tertawakan sebagai "If it happens to be in Indonesia I would say, a Sundanese learnt Javanese," tentu ia tidak tertawa, karena ia tidak mengerti konteks itu.
Negeri saya sangat indah, saya berani bertaruh di dunia ini tidak ada negeri yang sanggup menandingin Indonesia setidaknya dalam hal kuantitas keindahan. Saya setuju jika dikatakan banyak tempat yang kotor dan tidak terurus, well...."Tidak terurus saja sudah bikin bule pingsan, apalagi kalo diurus," itu jawaban saya pada rekan-rekan Indonesia yang terus menganggap Eropa sangat indah.
Soal bangunan tua kita memang kalah (lagian buat apa kita punya bangunan-bangunan gocthic ala Eropa) tapi soal alam??? Nanti dulu....Tapi saya juga bisa berkata bahwa bangsa saya pernah membangun sebuah candi termegah di dunia pada masa kegelapan di Eropa. "Kalian sedang gelap-gelapan, nenek moyang gue lagi bangun candi pake putih telor," ujar saya selalu.
Hampi sekitar satu setengah tahun lalu saya pergi ke Soroako dan disana saya masih sangat terkesan dengan langitnya yang luar biasa, lautnya yang dahsyat,
landscape-nya yang bagus....tanpa diurus sang Kuasa sudah mengurusnya sendiri. Bagi saya, hal ini hanya bisa terdapat di negeri saya.

0 komentar: