9/5/06

Bisa jadi saya terlambat nonton film ini, ekspektasi saya jadi tinggi dan mengharapkan adegan demi adegan yang lebih dari yang lain. Nyatanya film ini berakhir bagus tapi tidak luar biasa. Ceritanya sendiri menggambarkan kesombongan orang kulit putih yang selalu merasa paling superior. Sikap rasisme yang keterlaluan, saya pernah merasakannya, seseorang menolak bersalaman dengan saya, lalu memaki-maki dengan bahasa yang saya tidak mengerti sementara saya siap menghantamnya jika dia macam-macam.
Barangkali sudah ratusan kali saya mendengar adegan paling legendari dari film ini, saat Derek Vinyard (Edward Norton) menghantam kepala bocah kulit hitam yang coba mencuri mobilnya sekuat tenaga. Ada sensasi disitu, tapi lagi-lagi tidak sesensasional harapan saya. Yang harus dicetak tebal dari film ini bagi saya adalah cara bermain Edward Norton yang luar biasa, perubahan emosi dari satu ke yang lain sangat membuat saya yakin bahwa ia sangat pantas meraih Oscar dalam waktu dekat.
Penutup film juga bagian terbaik bagi saya, apa yang Derek yang berupaya meyakinkan adiknya harus menerima kenyatan termakan oleh keyakinan barunya. Standar Amerika, tapi cukup baik

1 komentar:

swastika said...

Eike suka lho! Padahal biasanya sebagai pengusung bendera perdamaian, eike alergi ama film keras dan berdarah. Edward Norton mmg bagus, apalagi di Fight Club. Oh, dan The People Vs Larry Flint juga. Sayang Down in the Valley kelewat, nggak nonton. Cari bootlegged DVDnya di Jakarta aaah...