2/8/08


"Kita ini negara besar, maka bertindaklah layaknya negara besar," ujar Sukarno suatu hari. Beliau benar, ukuran negara kita memang setara jarak antara Belfast-Teheran. Sementara bagi orang Polandia, Hongaria adalah bangsa lain, bagi orang Minang, Palembang hanyalah kota lain di Pulau Sumatera.

Sukarno dan para pendiri bangsa ini memang memiliki cita-cita luar biasa yang bahkan terkesan utopis, menyatukan sekitar ratusan etnis dan ribuan suku di nusantara dibawah satu payung, Indonesia. Tapi jika hari ini mereka masih hidup bisa jadi mereka sadar bahwa para penerus mereka masih saja tidak mengerti apa yang sedang mereka lakukan dan mengapa bangsa ini harus menjadi Indonesia.

Di Gelora Bung Karno tempat dimana nasionalisme bergaung kencang, saya melihat sendiri betapa masyarakat di Pulau Jawa dengan cepat memandang rendah saudara-saudara sebangsa kita dari Papua. Sementara sebaliknya saudara-saudara dari Papua ini seolah memiliki sensitivitas lebih ketika kakinya sudah menginjak Jakarta. Perkelahian skala kecil di depan Hotel Atlet Century dan berimbas pada kematian seorang pendukung Persija akibat dipukuli oleh beberapa orang yang tampak seperti pendukung Persipura adalah bagian dari sensitivitas itu.

Lalu, para bapak bangsa itu bisa jadi semakin menangis menjerit saat melihat aksi pemerintah masa kini yang sok tau. Tanpa paham apa akar masalahnya, dengan semena-mena menghentikan final Liga Indonesia. Pendukung sepakbola hanyalah potret dari masyarakat itu sendiri, jadi jika pemilihan kepala daerah masih juga berpotensi keributan, kenapa tidak ditiadakan saja kegiatan itu? Atau misalnya aksi penutupan rumah-rumah ibadah atau pengrusakan tempat-tempat hiburan oleh kelompok yang mengaku beragama, kenapa tidak dibubarkan saja Departemen Agama atau agama-agama itu sekalian??
Apakah pemerintah tahu bahwa tidak setiap pertandingan ada potensi kerusuhan, Sriwijaya dan PSMS bisa saja saudara seperti yang terjadi antara pendukung Persija dengan para Aremania di Malang. Sepakbola adalah olahraga rakyat, maka berpikirlah layaknya rakyat, sama seperti jika ingin mengentaskan kemiskinan yang tak juga terentaskan itu.

Tak usah pula sibuk menghimbau untuk berkaca pada Eropa yang katanya disiplin, disana segala aturan dijalani dengan baik oleh pemiliki dan penjalan mekanisme. Sementara disini si pemilik aturan saja sibuk menghantam aturan itu sendiri......mulai dari jalur busway yang bisa dilewati oleh kendaraan pejabat, lampu merah yang enteng saja dilanggar oleh bapak-bapak pejabat yang mau lewat, uang bawah meja kalau urusan mau cepat selesai dan lain sebagainya.

Kalau kita masih terus begitu, jangankan sepakbola.....negeri ini sampai kiamatpun tidak akan pernah benar, dan saya menjamin para pendiri bangsa ini pasti sedang menangis di alam sana. Paling untung mereka disiksa Tuhan karena kesalahan besar mereka saat mendirikan bangsa ini.

22 komentar:

Anonymous said...

Halah bung,
kalaupun anda yg jadi pengurus PSSI juga belum tentu becus mengurusnya. Memang apa sih kontribusi anda sebagai putra negeri ini ? apakah cukup buat film dokumen tentang aremania itu trus anda berani mengkritik-nya. Bakar aja film itu. Seperti bagaimana aremania membakar stadion kediri.

ah film tidak bermutu. Apanya yg bisa di banggakan dari suporter dari sebuah klub di Indonesia ? sama sekali tidak ada sisi positifnya. Justru hanya menimbulkan kontroversi saja dan menambah runyam sepak bola Indonesia. Sekali lagi tidak ada untung dan sisi positif-nya film seperti ini. Kalau boleh usul cobalah bikin film dokumenter bagaimana seorang pemain seperti Ponaryo, Bambang Pamungkas, Roni Firmansyah, Atep, Boaz, Warobai atau pemain-pemain mudah penuh talentha lainnya. Bagaimana kerja keras mereka yg rata-rata barangkali berangkat dari kehidupan sosial yg kurang mampu sampai bisa menjadi pemain penuh talenta dan bisa di banggakan. Ini penuh dengan pesan moral sekaligus pembangkit semangat dunia sepak bola Indonesia. Saya rasa ini jauh.. jauh dan sangat jauh lebih bermanfaat dari pada melihat sisi suporternya. Percayalah hanya pemain berbakat penuh talenta yg bisa mengangkat sepak bola indonesia maju Bukan suporter yg bertindak anarkis. sekali lagi useless film anda. Apa sih susahnya menghilangkan sisi negatif dari sorotan film itu. Misalkan menghilangkan hujatan-hujatan thd kelompok suporter lain dalam hal ini Bonek ?? hah ? Apakah dengan mengungkap fakta sebenarnya di lapangan itu trus masyarakat akan dibuat kagum dengan film anda ?? saya yakin masyarakat bola tanah air justru semakin tahu betapa bodohnya aremania yg selama ini dianggap sebagai barometer suporter Indonesia. Sekali lagi Payah lu

Thx. Bonek Suroboyo

Anonymous said...

Orang yang bangga memakai nama Bonek sudah kelihatan jelas kualitasnya seperti apa ?
Gak perlu dibahas lagi apa dan bagaimana bonek dan apa yang udah diberikan bonek primitif terhadap bangsa ini (merampok, merusak dan mengganggu ketertiban umum).

Mas Yusuf teruslah berkarya, tidak usah digubris tulisan orang primitif yang penuh rasa iri & dengki terhadap kesuksesan Aremania yang telah terbukti menjadi Pelopor Kreatifitas & Guru bagi Para Suporter Indonesia.
dan ini dibuktikan, saat pertandingan Liga Indonesia maupun Divisi di bawahnya di seluruh Stadion di Indonesia, para Suporter mengikuti langkah positif Aremania dengan menuangkan kreatifitasnya masing2 dengan bernyanyi dan menari dalam mendukung Team Kesebelasannya masing2. Selain itu, hampir di setiap pertandingan Bola, para perempuan juga tidak takut lagi nonton bola mengikuti jejak Aremanita yang terlebih dahulu menjadi pelopor suporter perempuan.

Dalam kasus Kediri, kita menyayangkan sebagian Aremania yang sdh tidak tahan lagi didholimi wasit secara kasat mata (mencapai puncaknya setelah sebelumnya hampir di setiap pertandingan Arema didholimi wasit), sehingga terjadilah pembakaran terhadap Stadion Kediri. Namun,(From Arter-Pandaan) Amuk Aremania di stadion Brawijaya, Kediri, akhirnya membuka mata semua pihak, bahwa sepak bola Indonesia berada di titik nadir, bagaimana efek dari kejadian tersebut memunculkan banyak reaksi, mulai dari pakar sepak bola, pakar sosial kemasyarakatan, pakar media dan puncaknya pernyataan dari pemerintah yang diwakili menteri olahraga dan pemuda, yang akan memberhentikan perhelatan Liga Indonesia apabila semua komponen sepak bola Indonesia tidak mau berbenah dalam kurun waktu satu tahun. Dari semua pernyataan-pernyataan para pakar tersebut dan juga pak menteri, memang menyayangkan tindakan yang dilakukan oleh Aremania di Kediri, namun mereka dengan jujur mengakui bahwa tindakan itu merupakan ekses dari suatu sistem yang bobrok yang berjalan selama ini. Dan ternyata Aremania benar-benar menjadi salju yang menggelinding menabrak apa saja, karena dampak dari pernyataan-pernyataan tersebut membuat banyak pihak bereaksi dan menyoroti Liga Indonesia dan puncaknya Jum’at, 08-Februari-2008, pemerintah melalui Menegpora melarang partai final Liga Indonesia di laksanakan di Gelora Bung Karno.

Salam Satu Jiwa-
AREMANIA Kaltim

Anonymous said...

bonek lagi kampanye bersih dan melupakan sejarah, masyarakat juga tidak GOBLOK untuk mempercayai kata-kata Gerombolan BONEK, kalo mau di buatkan FILM sama ABY bilang, nanti di carikan SPONGSOR kok.

Anonymous said...

Ada dua hal yang dibenci arema yaitu ketidakmandirian (plat merah) dan tindakan anarkis (bonek)....menghujat bonek berarti mensosialisasikan bahwa hendaknya kita tidak meniru sifat bonek yang cenderung merugikan kepentingan umum....tanpa kita sadari istilah bonek merupakan simbol perlawanan arek Malang dalam mengikis habis premanisme dan kriminalitas dalam sepak bola...melawan bonek berarti kita datang dukung arema dengan bermodalkan duwit...itulah yang sudah ditancapkan di dalam jiwa semua aremania melalui lagu-lagu tersebut....sekali lagi bonek adalah simbol perlawanan aremania dan sudah menjadi kontrol sosial bagi aremania....tapi di sisi lain lantunan lagu hujatan juga mendorong kita untuk membenci bonek dan mengobarkan dendam kepada generasi2 aremania...so ada dua hal yang kontradiktif tapi yo ikulah ono kelebihan karo kelemahan masing-masing...terserah aremania....pilih menjadikan bonek sebagai kontrol sosial aremania atau pilih bonek sebagai ajang menanamkan benih-benih dendam....bonek, sampeyan-sampeyan wis dadi motivator aremania supaya tidak meniru perilaku elek e sampeyan....kata Jules juga tidak seru jika dalam dunia persuporteran tidak ada yang dipertandingkan....tapi bonek iku yo ora kreatif blas...mengedepankan dengkul daripada utek...militansi dibalut dengan ketidakmandirian...dadi e yo primitif dan konvensional...mengoreksi orang lain sah-sah saja tapi koreksi kelompok Anda sendiri....bonek jauh di bawah aremania...ayas nokat, opo kontribusi ne bonek nyang sepak bola nasional?ayo sopo sing iso njawab...
-nade in indonesia-

Anonymous said...

adanya hujatan dan kecamatan dari supporter lain (baca: Bonekmania) berarti secara langsung atau tidak langsung adanya pengakuan kalo Film THE CONDUCTOR adalah bermutu dan patut diacungi jempol belum ada Film di Indonesia yg mengangkat ttg kehidupan supporter. Harap Maklum sam ABY supporter lain khususnya Bonek jgn pernah didokumtasikan malah bikin runyam dan malu jika ditonton supporter lain di negeri ini, mereka brkt nonton bola saja tidak bawa uang makanya kalo Persebaya main wajah kota surabaya jadi rusuh dan seakan banyak gelandangan dadakan dgn atribut hijau dipinggir-pinggir jalan mencari tumpangan ke stadion

Anonymous said...

hihi.. akhirnya kalian terpancing juga dengan komentar yg membara tapi coba di rangkainya dengan kata-kata yg sedemikian rupawan dan bijak tapi masih juga menghina (munafik.com). Saya memang bonek dan tidak menolak kok kalau komunitas bonek dianggap sampah, sy sih santai aja cak! tanpa bonek pun saya adalah saya. Bonek memang merampok, merusak dan mengganggu ketertiban umum. Berbeda dengan aremania yg selalu tertib dan tidak pernah mengganggu ketertiban umum bahkan merusak.. Puas ?
Tapi bukan ini topik masalahnya. Gini lho Cak, Mas-Mas yg cerdas.. rekan kerjaku itu punya CD bajakan film yg di produksi Cak Yusuf ini, tapi dia nggak mau mempertontonkan ke temen2 lainnya, karena katanya malu dan takut ada yg tersungging, usut punya usut ternyata di film itu ada lagu-lagu hujatan thd bonek. hehe.. sumpeh aku sih nyante ae Cak! tapi ya simple aja, aremania aja ada yg malu kok dg filmnya sendiri. Sorry ojo di gawe esmosi dhisik, semakin esmosi semakin keliatan aslinya kalian.

Buat Cak Yusuf.. teruslah berkarya Cak, krn saya yakin barangkali cuman anda disini yg bisa di ajak ngomong secara baik-baik. Saya menghargai kok karya anda, saya pun minta maaf atas kritikan pedas saya, seharusnya kata-kata 'bakar' tidak pantas saya ucapkan. Tapi saya tetap berpendapat alangkah baiknya kalau film anda menghilangkan hujatan-hujatan tidak bermutu dari aremania thd kelompok lain (bonek). Apakah ini salah ? soalnya gini bung kalau tujuan film ini memang untuk melihat sisi lain atau sisi positif dari sebuah suporter di Indonesia dan saya yakin tujuan mulianya adalah setidaknya semua bisa men-contoh apa yg di sampaikan di film ini, tapi barangkali kontradiksi ketika orang sudah melihatnya secara utuh! nggak ada salahnya film ini seharusnya juga bisa jadi conductors buat kawan-kawan semua suporter di Indonesia, tidak sekedar menampilkan bagaimana seorang conductor (Yuli Sumpil) memimpin lagu-lagu hujatan dan di ikutin anak buahnya, masih mending kalau anak buahnya pinter semua. Saya yakin masih banyak dan buanyakkk kok sisi positif dari aremania daripada hanya sekedar contoh pisuhan dan hujatan yg bisa di tampilkan.

Dan buat sobat kantorku yg kebetulan baca ini, hehe, saya yakin kamu tahu kok siapa aku (krn aku tahu blog ini juga dari kamu, thx bro), Sante ae boss.. ngga usah malu-malu dan segan melihat film-mu sendiri. Walaupun kamu kerja di lingkungan Bonek, tapi kamu mengakuinya sendiri kan bahwa kami ini bonek-bonek yg jinak dan baik hati dan sudah terbukti rela bawa'in TV ke kantor tempo hari biar kamu bisa melihat arema bertanding lawan persiwa di kediri kemarin, dan salut, sekali lagi SALUT!!!! ... terbukti sudah bahwa kalian memang layak di tiru !!

bonek suroboyo

Andibachtiar Yusuf said...

bung bonek yg mengaku jinak....
saya sangat menghargai kriti, komentar bahkan makian. tapi saya akan sangat menghargainya jika yg melakukannya sudah tau betul apa yg dikomentari....
saya yakin anda blm ntn, jadi nonton saja dulu, dan blog saya terbuka untuk dimaki. anda blm tau kan esensi apa yg saya buat dalam film ini??? si wazeen itu putus sebelum film habis dan dia rasanya blm sedewasa anda.
datanglah ke bioskop terdekat, teriak aja yg kenceng kalo gak suka ;-)
intinya, bila "suka beritahu teman, bila tidak suka ajaklah musuh2 anda,"
saya tunggu caciannya setelah menonton "sampah" ini 8-)

Anonymous said...

Ok Cak Yusuf, Insya Allah saya akan nonton secara full jika memang saatnya nanti di putar di Surabaya. Btw, kapan filmnya di putar di surabaya ? semoga saat di putar di surabaya saya lagi stay di sono, mengingat sekarang saya juga diluar kota. Bahkan kalau ada CD nya saya juga tertarik untuk beli.. Insya Allah saya beli yg original (bukan bajakan). Di mana saya bisa pesan ?

Oh iya.. Komentar Cak Yusuf untuk memberi kebebasan saya untuk memaki.. hehe, itu artinya andapun baru bisa melihat kami (bonek) di satu sisi saja. Atau barangkali anda hanya bisa menilai bahwa Bonek hanya bisa Memaki.

Buat Aremania, sumpah Demi Allah saya tidak iri apalagi dengki pada kalian. Sejujurnya... saya justru merasa Iba dan Kasian dengan kalian. Sanjungan hanya membuat kalian jadi arogan.

-

Anonymous said...

Mas bonek, ditulisan awal kan sampeyan sudah bilang, ah film tidak bermutu. Kalau aku sih simpel saja, sejak awal kalau aku sudah mencap film ini gak mutu maka aku gak bakalan menjilat ludah sendiri dengan menontonnya untuk melihat indahnya mutu film mas aby ini. kalau anda mengatakan aremania kepancing dengan komentar sampeyan, berarti anda juga sudah kepancing dengan film conductors yang belum pernah anda tonton ini. Aremania sudah terlalu sering dipuja-puja, mungkin juga keblinger, tapi lebih baik dipuja daripada dihujat. Aremania dulu ya tukang rusuh, tapi waktu lambat laun merubah semua itu. Dikala itu bonek juga sydah besar, apalah arti sebuah kota kecil seperti malang. nah sekarang, ketika rakyat bumi kota kecil ini mengeliat anda kok seperti orang yang kelimpungan mencari kelemahan-kelemahan. sudahlah, pakai otak dan nurani, sudah mewakili suporter yang baik tidak sampeyan? Saya sendiri sebagai aremanita, sama sekali merasa belum menjadi suporter yang baik.

Anonymous said...

ning aremanita, saya bukannya sama sekali nggak menonton.. ada kok teman sekantor saya sudah punya CD "bajakannya".. dan menontonnya pun sembunyi-sembunyi di kantor dan sebagian memang saya ikut nonton.. dan yg paling jelas ada hujatan thd Bonek.. apakah saya marah?? yah sikit-sikit lah. Makanya secara reflek saya pun berkata: "ah film tak bermutu....."
Tapi tulisan balasan Mas Yusuf diatas barangkali perlu buat saya untuk ikut memilikinya. Apakah saya malu ? TIDAK tuh !! emang nggak boleh BONEK punya CD-nya. Yah itung-itung Bonek yg tukang rusuh ini sekali-sekali perlu belajarlah sama Aremania yg anti ANARKHIS, CINTA DAMAI, DEWASA, BERANI BERBUAT BERANI BERTANGGUNG JAWAB, SPORTIF DAN TIDAK PERNAH MERUSAK !! ok ?!

Andibachtiar Yusuf said...

cak bonek ini sensitif amat kayak kulit luna maya :-p
bukan karena anda bonek maka saya yakin anda akan memaki, ini kan bukan urusan sepakbola, ini kan urusan pelem. saya aja kerjaannya maki2 kalo ntn film jelek, trakhir saya ntn film indonesia ngomel2 mlulu sepanjang film maen sampe tetangga depan saya pindah duduk hehehe....
gitu lho maksudnya cak ;-)
soal di surabaya, dinantikan saja....saya masih nego2 sama penyelenggara. baru semarang, yogya , jember, bandung, jakarta dan pusan (korea selatan) yg 100% sisanya diatas 50%
ditunggu komennya....btw, kok blog ini malah yg saya update bagian komennya thok ya? :-D

Andibachtiar Yusuf said...

oiya cak bonek...
gak mungkin bajakannya udah ada, master film ini masih di jakarta dan dipegang hanya sama distributornya. saya aja yg bikin cuma punya trailer 8 menit aja kok, si aremania pemalu itu pasti cuma punya yg 8 menit karena itu memang sudah beredar di malang (dan beberapa tpt lain)

Anonymous said...

Mas ABY, mungkin yang ditonton oleh temen2nya Bonek itu VCD aksi2 AREMANIA di berbagai Stadion sing direkam oleh salah satu AREMANIA, yg VCDnya memang udah beredar di seluruh Indonesia dan dimiliki oleh Kelompok2 Suporter lain untuk dipelajari oleh mereka (kalau gak salah udah ada 5 edisi), bahkan VCD edisi lama yg merekam aksi AREMANIA tahun 2000 di Senayan juga sudah dimiliki tokoh2 Suporter di Jepang dan Korea sebelum Piala Dunia Korea-Jepang 2002, sehingga waktu Piala Dunia berlangsung aksi2 mereka banyak meniru aksi AREMANIA.
Untuk Bonek, sebelum komentar untuk khalayak umum, sebaiknya diteliti dulu kebenarannya, agar gak dituduh maaf... BOdoh tapi NEKad.

Anonymous said...

dalboarema, ndah usah sok teu deh. lha yang ngomong itu film conductor yo temen kantorku yg katanya aremania sejati. soal itu versi trial atau nggak aku juga nggak tahu. gitu lho om dalbo ( udel'e bodong)

Anonymous said...

oh ya mas Yusuf, VCD/DVD nya bisa di beli di mana Mas ? saya juga pingin belajar nih sama mas mas aremania bagaimana sih jadi suporter yg paling pinter (kayak dalbo) dan tidak bodoh (kayak bonek) paling sportif tidak anarkis, paling kreatif tapi santun tutur katanya dan paling tertib tidak pernah rusuh. Terus terang saya salut pas nonton siaran langsung di kediri. Mereka emang luar binasa... eh ehh Luar Biasa maksud saya... wah keseleo lidah saya.

Anonymous said...

Kasus Kediri yang dilakukan oleh sebagian kecil AREMANIA memang patut disesalkan oleh Siapapun, walaupun kita tahu Hal itu tak akan pernah terjadi, apabila :

1. pssi & bli tidak bodoh menunjuk Stadion yg tak layak sebagai tuan rumah 8 besar.
2. Wasit bertindak adil.
3. Panpel bersikap profesional dan keamanan sangat disiplin.

Namun, sekali lagi Mayoritas AREMANIA tetap berjiwa besar, mereka tahu apa yang dilakukan sebagian kecil AREMANIA tersebut memang salah, sehingga minta maaf secara terbuka di hadapan media cetak & elektronik se Indonesia.

Btw, bukannya ayas sok tahu, namun sekali lagi jangan percaya "katanya", cek dulu kebenarannya, karena thriller "conductor", gak ada nyanyian AREMANIA sama sekali, back soundnya orkestra symponi.

hehehehe....saya jadi maaluuuu....

Andibachtiar Yusuf said...

bro bonek,
kalau mau japri, ke andibachtiary@yahoo.com aja. nanti ai bisa kasi you update2 proyek ini dan selanjutnya.....

Anonymous said...

Bonex siji iki pinter, ngerti nek wong sing mumbul kadang lali nang bumine, tapi maturnuwun mas bonex, sak durung e sampean ngomong ngono Insya Allah kene wes duwe pikiran ngono, pujian kadang gawe wong dadi sombong, tapi yo ngono kae watek e menungso, matur nuwun sanget wes di elingno.

Bravo cak bonex suroboyo sing gelem ngomentari aremania, percoyo gak percoyo tak anggep sampean sik perduli nang aremania, matur nuwun sanget.

Anonymous said...

Bang ABY, dan nawak-nawak sekalian.
ada beberapa hal yang patut dikemukakan disini, jika dari segi pandang ayas pribadi :

1. Film "The Conductor" dibuat mulai awal 2007. Jauh dari tragedi Brawijaya yang terjadi pada 16 Desember 2007. Dalam beberapa hal ABY menampilkan beberapa sisi dari seorang konduktor/dirigen dalam hal ini melibatkan Yuli Sumpil dan Aremania. Ini mungkin semacam "kebodohan" dari sebagian orang Indonesia. Selalu mencampur adukkan masalah begitu saja tanpa menelaah lebih lanjut. Mereka lebih menuruti kemauan emosi dan tidak bisa menyeimbangkannya dengan logika dan fakta. Intinya, Film The COnductor lepas konteksya dari permasalahan Tragedi Brawijaya, itu menurut saya.
2. Masalah kritik PSSI itu adalah wajar karena itu adalah hak suporter sebagai konsumen sepakbola negeri ini. Tidak terkecuali Bang ABY, Anda berhak mengkritik PSSI, memakinya pun boleh karena hak Anda sebagai konsumen.
3. Dari poin 1 diatas bisa diambil kesimpulan bahwa Film The Conductor adalah ekspektasi yang ditunjukkan ABY untuk beberapa kalangan : Aremania, suporter Indonesia, dll. Ini adalah sebuah ekspektasi mendalam buat Aremania khususnya dan juga Suporter Indonesia pada umumnya. Masalah useless buat dia dan sebagian buat masyarakat Indonesia, itu terserah masing-masing individu. Menurut saya film The COnductor bukanlah sebuah film yang pointless but it's useful. Masing-masing karya seni(suara, rupa, gerak, lukis, dll) pasti salah satunya ditunjukkan ke segmen yang berbeda-beda.
Ambil contoh :
*karya Lukis Basuki Abdoellah dan Affandi memiliki aliran yang berbeda dan pastinya ditunjukkan ke penikmat dari kalangan tertentu.
*Valkyrie, film yang akan release 2008 dan dibintangi Tom Cruise, bagi orang Anti Nazi yang berpikiran sempit film itu adalah useless. Tapi bagi penikmat film, bisa jadi berharga karena jalan cerita yang ada di film itu memang mengandung informasi yang mendalam.
Sama dengan film propaganda Amerika seperti Operation Delta Force, Iron Eagle, dll yang sampai dibuat beberapa seri. Bagi yang berpikiran lain film itu useless karena bernuansa politis dan "memihak" Amerika.
Intinya useless menurut seseorang berID "Bonek Suroboyo tapi belum tentu bagi masyarakat Indonesia.
4. Masalah membuat film tentang pemain, silakan saja ID Bonek Suroboyo ini mau bikin. Daripada bersikap unrespectful seperti di bawah(mengkritik tapi tidak tahu esensi dari obyek yang dikritik). Seperti kata orang-orang, NATO(No Action Talk Only) = Pointless.

S1J

oke_sr

* Jadi ingat apa kata seorang nawak, Film The Conductor akan sangat berharga di masa datang. Ibaratnya, bagian film itu mengandung dokumentasi berharga untuk Aremania dan juga dunia. Percaya atau tidak, seorang ahli purbakala seperti G.H.R. Von Koenigswald butuh bertahun-tahun untuk menemukan pecahan fosil meganthropus paleo javaniscus di Sangiran. Mengapa kita tidak?

Anonymous said...

Buat Sam Loper, bravo juga buat kamu Sam. Saya memang perduli dengan aremania. Bahkan tidak sekedar aremania tapi seluruh suporter Indonesia termasuk Jakmania juga. Kenapa? karena kedua kelompok ini sebagai figur dan sosok yg seharusnya pantas ditiru. Sekali lagi aku Bonek yg tidak anti dan malu belajar dengan siapapun juga selama memang pantas untuk di tiru. Untuk itu berilah contoh yg baik juga. OK !

dan buat yg komentar di bawahnya (oke_sr), komentar anda panjang dan bertele-tele .. ada fosil, ada sangiran, ada pelukis, ada delta force, ada Tom Cruise, ada Valkyrie, ada Nazi dan ada pula NATO. Sepertinya anda pintar dan kadang sok keminter sampai-sampai semua istilah dalam kamus pikiran anda di keluarkan. Saran saya cobalah berpikir yg lebih simple lagi. Seandainya anda jadi seorang pemimpin saya yakin anda pemimpin yg NATO (Maaf meminjam istilah anda sendiri)

Bonek suroboyo

Anonymous said...

ha ha mas bonek, semakin banyak orang membaca, semakin biasa menulis, dan semakin biasa berapresiasi maka tulisannya pun jadi sedap seperti tulisan mas oke itu. mas oke pun gak perduli tulisannya sampeyan baca atau tidak, kukira mas oke juga bukan oang yang cuma ngomong doang. aku tahu semua hal yang dilakukan mas oke untuk aremania. ajdi bukan hanya ngomong doang. tulisan semacam tulisan mas oke itu adalah wujud tulisan orang yang punya apresiasi terhadap apapun termasuk sepakbola ataupun film. sampeyan ngomong seperti itu juga main menujukkan jati diri sampeyan. Ini bukan persoalan tulisan ribet atau tidak, tapi soal apresiasi. apresiasi tentu saja terkait dengan kemampuan seseorang itu sendiri. wis tah mas bonek ojok kakean cangkem. menulislah dengan indah jangan diisi dengan caci maki. kalaupun mencaci, mencacilah dengan indah yakni dengan menulis kritik. Salam, aremanita

Anonymous said...

aq viking sby......
aq mnta maaf yg sebanyak - banyaknya sama aremania terhadap tingkah laku bonek yg tdk sewajar terhadap aremania...
aq selaku teman sejati bonek,,,sesungguhnya tdk terima kalau bonek terus - terusan dapat kritik dari media....
aq tdk terima sama semua yg sudah diperlakukan masyarakat kepada bonek!!!!
BUKAN KARENA FILM TERSEBUT BONEK BISA DI LECEHKAN!!!
AREMANIA JUGA PERNAH MERUSAK FASILITAS UMUM,BAHKAN ITU KANDANGNYA ORANG LAIN!!! DIMANAKAH MALUNYA AREMANIA KALAU SEPERTI ITU???????





BONEK - VIKING SATU HATI!!!!!