12/17/08


“We should’ve come here 19 years ago, because you guys are amazing!” ujar Gary Cherone berulang kali yang juga terus diulangi oleh Nuno Bettencourt. Saya percaya mereka serius, karena kita memang amazing. Di kelas masyarakat ini kebanyakan kita sekurangnya mengerti Bahasa Inggris pasif dan mampu merespon apa yang lawan bicara sampaikan. Nuno atau Gary saya yakin tidak akan mendapatkan pengalaman yang sama di Korea atau Jepang yang sering mereka singgahi, tidak juga di Budapest, Hongaria….karena 2 tahun lampau saat menyaksikan Depeche Mode disana saya menemukan jawaban “Yeaaahhhhhh……!!!!” untuk pertanyaan “So, what song do you wanna hear?”

Kita memang amazing, apalagi karena mereka tidak tahu dimana itu Indonesia, apalagi saat sadar negeri kita terdiri dari kepulauan “How does it feel live in islands like your country?” tanya Gustav teman saya dari Swedia. Pertanyaan ini muncul tentu karena mereka berpikir bahwa kita hidup dengan bahasa isyarat dan masih menggunakan teknologi barter. Belum lagi pemahaman bahwa kita adalah negeri muslim terbesar, membuat kita jadi seolah sebuah bangsa yang puritan. Padahal…..lihatlah, di negeri mana di tempat kemajuan berada bisa ada orang-orang merokok sembarangan, di negeri mana hukum bisa ditaklukkan dengan semena-mena oleh uang dan kekuasaan atau di negeri mana yang korupsinya bisa sulit tersentuh padahal katanya kita ini mayoritas beragama.

Extreme datang ke Jakarta 19 tahun setelah mereka berdiri, atau sekitar 13 tahun sejak mereka nyaris tidak terdengar lagi suaranya. Jika saja mereka datang 19 tahun lalu, saya yakin mereka akan semakin terperangah dan terus menyebut Indonesia sebagai negeri kunjungan utama mereka. Kita sangat amazing, karena kita sanggup menyanyikan semua hit mereka dan bahkan membuat mereke terperangah dengan hafal diluar kepala album pertama yang mereka kira tidak mungkin beredar di negara ini.

Maka tampillah mereka dengan totalitas yang rasanya sulit bisa kita temukan di musisi seusia mereka di negeri ini. Mereka begitu gesit dan lincah bergerak dan tubuh mereka masih liat dan kuat seolah usia mereka masih berada di angka 20an. Kecuali hit kesayangan saya Hip Today yang malam itu absen, Extreme memberi saya semua yang saya inginkan bahkan dengan tambahan bonus serangkai komposisi dari Queen yang mereka bawakan dengan cara medley.

Saya terkesima dengan aksi mereka, sekaligus terlontar ke masa SMA saya atau saat ketika saya dan seluruh teman-teman di sekolah menyanyikan More Than Words seolah itulah hymne kelulusan kami di masa itu. Extreme bagi saya adalah contoh bagaimana komitmen dan kerja keras mampu membuat mereka tampak prima dan luar biasa 19 tahun setelah mereka pertama kali rekaman dan beraksi. Mereka masih amazing persis seperti saya dulu menirukan aksi Nuno secara air guitar di kala SMA, dan saya juga setuju dengan apa kata mereka bahwa kita ini sangat amazing….masalahnya kita terlalu inferior untuk menyadarinya. Jiwa pemenang tidak ada dalam hati kita.

0 komentar: