Andy Garcia bukan pelari, bukan juga atlet, dia adalah salah seorang bintang Hollywood yang semakin terkenal saat berhasil memerankan Vincent Mancini, keponakan Michael Corleone di karya klasik Godfather III. Saya menyaksikan salah satu karyanya sebagai sutradara yang berjudul The Lost City beberapa hari lalu, dan hasilnya saya bete berat. Bukan karena filmnya jelek, karena saya sangat menyukai tema dan ceritanya. Tapi lebih pada cara bertutur Andy yang sama sekali bagi saya kurang menyenangkan.
Pengenalan karakter terlalu bertele-tele dan lamban, tak heran jika saya menemukan satu dua penonton tewas di seperempat pertama film. Di paruh kedua, Andy mulai berhasil menemukan ritme ceritanya dan berhasil membuat saya terpukau dan bergumam "Cerita kayak gini yang mustinya dibuat di Indonesia!" karena saya teringat pada negeri saya yang juga pernah mengalami masa-masa seperti yang tertera di film ini, masa penuh kekerasan dan tanpa lembaga hukum.
Sayangny
a lagi, Andy seperti kelelahan. Saya maklum, karena dia memang bukan atlet marathon yang baik, jadilah saya kembali kelelahan di seperempat akhir film dan bergumam "Udah dong, kok gak kelar-kelar sih," Lagi-lagi mas Garcia yang pasti bukan turunan Garut-Ciamis Asli itu terlalu egois untuk memberi porsi besar pada karakter yang sudah terlalu jelas terhampar di sepanjang film. Tema bagus, cerita oke, ternyata masih juga butuh sentuhan tangan yang baik, dan Andy Garcia ternyata bukan orang yang tepat.
Pengenalan karakter terlalu bertele-tele dan lamban, tak heran jika saya menemukan satu dua penonton tewas di seperempat pertama film. Di paruh kedua, Andy mulai berhasil menemukan ritme ceritanya dan berhasil membuat saya terpukau dan bergumam "Cerita kayak gini yang mustinya dibuat di Indonesia!" karena saya teringat pada negeri saya yang juga pernah mengalami masa-masa seperti yang tertera di film ini, masa penuh kekerasan dan tanpa lembaga hukum.
Sayangny

1 komentar:
This is great info to know.
Post a Comment