6/22/07

The Jak menghentikan perjalanannya di Tim 21 dengan senyum lebar dan saya semakin menegaskan bahwa inilah pertama kalinya kaum marjinal berhasil dibawa ke bioskop kelas menengah. Film adalah budaya populer yang telah menjelma menjadi makanan kelas menengah, membawa mereka ke bioskop bukanlah kesulitan....ciptakan saja budaya pop baru dan datanglah mereka. Film saya bukan budaya pop baru, tapi ia menceritakan sebuah agama baru bernama sepakbola yang di Jakarta telah menjadi ikon tersendiri dalam kehidupan banyak anggota masyarakat.

Jumat 22 Juni 2007 ini, The Jak berhasil meriuhkan Tim 21 dan saya belum berhenti bercita-cita untuk meneruskan kiprah film ini di belantara bioskop Indonesia atau sekurangnya di Jakarta. Satu sponsor telah memberi kata sepakat untuk menemani, beberapa perangkat sponsor lagi harus saya cari agar perjalanan jadi lebih mudah. Saya teringat dua minggu lalu saat saya sama sekali tidak pede dengan produk ini, saya pikir orang akan tidak suka, terutama pada Jakmania. Nyatanya tidak, sambutan positif diberikan nyaris oleh kedua belah pihak, kata negatif sama sekali tak terdengar, jika pun ya sifatnya minor "Oke banget, tapi....." atau "Bagus, tar deh gue kasih kritiknya,"

Haruskah saya mengangkat kepala? Saya orang Jakarta dan saya belum benar-benar menaklukkan Jakarta, jika kota ini mulai menoleh film saya, baru saya boleh berkata "Luar Jakarta, saya akan datang!"

2 komentar:

Anonymous said...

Total penonton yg dateng berapa ya, Cup? - SS

Unknown said...

Salut Cup! Selamat ye! Kalo The Jak berhasil lo tenteng ke LN kasi2 kabar!