7/17/07

14 Juli 2007, Indonesia – Arab Saudi (1-2)
Harapan besar itu tiba-tiba pupus dan saya merasakan kesedihan yang luar biasa. Malam itu pasukan Garuda takluk di tangan tim Singa Padang Pasir setelah mampu mengimbangi permainan penuh teknik milik mereka. Saya nyaris menangis, kekalahan ini membuat seluruh penjuru stadion terdiam dan bayangan akan kegagalan kembali mengemuka.

“Sepakbola sudah memberi kita harapan, semoga harapan itu tidak selesai sampai disini,” ujar Krisnadi Juliawan yang sejak partai pertama terus menyaksikan pertandingan bersama saya. Tapi inilah sepakbola, keadilan tidak harus diberikan pada mayoritas yang berada di dalam stadion. Anak-anak asuhan Ivan Venkov Kolev boleh bermain dengan semangat dan energi tiga kali lebih besar daripada lawan, namun kemampuan fisik yang lemah membuat segalanya menjadi buyar.

Di malam kekalahan itu, SBY si orang nomer satu di tanah air datang menyaksikan dari tribun kehormatan. Di malam itu juga saya percaya untuk pertama kalinya Pak Susilo melihat puluhan ribu bangsa Indonesia menyanyikan Indonesia Raya dengan lantang dan khidmat, merah putih sangat dihormati serta lambang Garuda begitu dipuja dan dicintai dengan segala keikhlasan.

Saya yakin, hanya di stadion sepakbola ia bisa menemukan hal seperti ini, tidak di sekolah atau di upacara militer,

0 komentar: